cappuccino break

Ikon

-Just For Expression-

Perbedaan Antara Business Opportunity dan Waralaba

Padahal, setahu saya, kalo waralaba itu akan banyak diberikan training, panduan SOP, material promosi, seragam dan bila dimungkinkan juga ada ongoing support-nya, sehingga yang punya merk tidak malu dengan performance yang didaerah.

_________________________________________________________________

Beda gak sih Business Opportunity (BO) dengan Franchisee (waralaba)? sekilas sih terlihat sama. Dari cara beroperasinya sampai dengan benefit yang diorientasikan hampir mirip-mirip. Hanya saja, bila dicermati lebih dalam, perbedaannya terlihat jelas dalam masalah support dan kesiapan dari pihak pemberi peluang. Lebih jelas saya uraikan perbedaannya dibawah.

Saya mau sharing sedikit pengalaman pribadi mengenai hal ini. Kira-kira 1 tahun yang lalu, saya tertarik untuk mendirikan usaha travel dan biro perjalanan di daerah saya (Bandar Lampung). Namun karena saya juga punya pekerjaan di tempat lain, saya bermaksud untuk mempercayakan kepada salah satu rekan yang memang saya tahu bahwa dia bisa dipercaya untuk mengelolanya .

parramattard_wideweb__430x286.jpg

Saya berpikir jelas tidak mungkin kalau harus mendirikan dari awal, sebab banyak sekali yang harus di prepare. Belum lagi memikirkan upaya untuk memperkenalkan brand. Nah, akhirnya saya pun tertarik untuk bekerjasama dengan perusahaan travel yang sudah berjalan (istilahnya saya mau membeli merk-nya gitu deh). Waktu itu, kebetulan saya ditawari franchise travel agent yang ada di Jakarta.

Saya persingkat aja deh. Jadi setelah saya membayar sejumlah uang (bisa dibilang semacam Franchisee Fee) dan melakukan pertemuan beberapa kali dan menandatangani perjanjian, saya pun dipersilahkan membuka travel agent dengan merk-nya dia di lampung. .

Loh?? saya pun bingung. “Ini mulainya darimana pak?, apa yang pertama kali saya lakukan? Apa gak ada semacam training atau penjelasan dulu pak? Bukankah kalo mau jual ticket pesawat kita harus ada agreement dulu dengan maskapai? Mana surat penunjukkan dan pemberitahuan untuk ke maskapai di lampung pak” itu pertanyaan yang saya lontarkan per telepon dengan owner travel itu (karena terus terang, saya masih belum begitu paham dengan bidang travel, makanya saya berharap sih ada training, bukannya praktek langsung di lapangan).

Dan ternyata, si owner itu bilang kalo ini adalah bentuk kerjasama “lepas”. Ya, bisa saya simpulkan bahwa ini bukanlah kerjasama waralaba. Setelah membayar Franchisee fee, saya hanya diberi : surat dan dokumen-dokumen pendirian perusahaan dalam bentuk CD (yang harus saya cetak sendiri dan saya belikan frame sendiri), dan blangko serta format kop, nota dll yang harus saya cetak sendiri. Padahal, setahu saya, kalo waralaba itu akan banyak diberikan training, panduan SOP, material promosi, seragam dan bila dimungkinkan juga ada ongoing support-nya, sehingga yang punya merk tidak malu dengan performance yang didaerah.

Gak cuma itu, ternyata Agent harus membuka komunikasi dan kerjasama sendiri dengan maskapai penerbangan untuk dapat berjualan tiket. Padahal sebelumnya dikatakan akan ada surat pengantar dari pusat untuk maskapai sehingga agent tidak lagi diharuskan untuk membayar Bank Guarantee (BG) ke maskapai. Jadi, keluar biaya lagi  deh. Untuk Adam Air, waktu itu saya membayar Rp 6 juta (untuk stok 10 tiket one way dan setup system online). Untuk Sriwijaya Air Rp 5 juta (untuk stok yang sama). Ini diluar dugaan saya sebelumnya, tapi ya…. mau gak mau, sudah terlanjur basah dan sempat running selama 8 bulan (kalo ga salah). Tapi akhirnya saya give up, saya memutuskan untuk stop aja deh. Dengan terpaksa Case closed. 🙂

Nah, mungkin pengalaman ini bisa dijadikan pertimbangan buat rekan-rekan sekalian yang mau membuka usaha atau kerjasama dengan pihak lain. Utamanya, dipastikan dulu bentuk kerjasamanya itu waralaba atau BO.

Berikut ciri perbedaan antara waralaba dengan BO dilihat dari beberapa faktor (saya kutip sedikit dari The Bridge Consulting):

FRANCHISEE

  1. Investment. Umumnya, franchisee fee untuk konsep franchisee lebih tinggi dibandingkan dengan BO. Karena hal inilah maka banyak BO yang mengakui dirinya sebagai franchisee.
  2. Initial Support Location. Pemilihan lokasi, location research dan financial stimulation sangat diperhatikan oleh si pemberi waralaba.
  3. Initial support Pre opening. Melakukan konsultasi pembangunan, pembelian barang, dan rekrutmen.
  4. Training session dengan manual yang jelas dan praktek lapangan beserta ujian.
  5. Ongoing support. Controlling, periodic training, problem solving, trracker dll.
  6. Product & Service. Seperti jenis produk, harga, margin, after sale service dll, telah ditentukan oleh franchisor.
  7. System Operational Procedure yang telah dibakukan dan diberikan secara manual.
  8. Legal dan Tax sangat detail tercantum dalam perjanjian.
  9. Marketing dan promotion dilakukan secara nasional, full support dari franchisor.
  10. Fleksibilitas dalam menjalankan usaha sangat minim, dan harus melalui proses approval dari pemilik waralaba.

BUSINESS OPPORTUNITY (B/O)

  1. Investment. Lebih kecil
  2. Initial Support Location. Hanya survey lokasi, itu juga tidak selalu.
  3. Initial support Pre opening. Sangat minim.
  4. Training session tidak ada. Hanya langsung pada praktek lapangan
  5. Ongoing support. Hanya berupa problem solving.
  6. Product & Service. Umumnya, mitra diberikan kebebasan lebih untuk “menambah produk” lain dan juga service sesuai dengan karakter mitra.
  7. System Operational Procedure bebas, disesuaikan dengan karakter mitra.
  8. Legal dan Tax Legal kebanyakan hanya perjanjian kerjasama dan sistem perpajakan yang tidak jelas.
  9. Marketing dan promotion sangat minimal, skala area, dan kebanyakan digunakan untuk pengembangan outlet.
  10. Fleksibilitas dalam menjalankan usaha sangat terbuka.

Filed under: Niaga, Waralaba / Franchise, , ,

17 Responses

  1. Zee berkata:

    Memang klo mo buka usaha, musti tahu bener2 seluk beluknya.
    Tips yang berguna sekali. Thx.

  2. bima berkata:

    Makasih mba zee tanggapannya.

    Iya bener, tapi sebenernya sih, meskipun kita ga tahu betul seluk beluknya usaha yang mau diterjuni, tapi kalo franchise/waralaba tetap akan bisa jalan, sebab tetap ada training dan pewaralaba pasti kasih support full untuk si terwaralaba.

    Karena inti dari usaha waralaba itu kan disamping kita beli merk, kita juga beli sistem dan cara kerjanya, jadi kita harusnya diajarin gimana menjalankan bidang usaha itu.

    Nah, yang saya tempo hari lain mba, ga kaya gitu. Ibaratnya seperti anak ayam yang dilepas sendirian di hutan. hehehe….nyasar dehhh

  3. Faradina berkata:

    Mungkin tinggal kitanya aja mau pilih yg mana. Memang sebaiknya memilih franchisee karena ada dukungan penuh dari induk. Konsekwensinya kita jadi kayak terikat. Bagi yg suka ambil resiko mungkin lebih memilih BO. Terserah aja deh. Kalo ada apa2 nanti, aku gak mau di-ikut2kan. Hehe…

  4. dorion55 berkata:

    Menurut gw nie Bim..
    Di Indonesia kecenderungan itu utk org awam masih minim. Kita masih berpijak kepada brand yg bonafid baru mau kerjasama dan kerjasamanya masih berupa negosiasilah. Itu yg org 90%, nah yg 9%nya ini berbisnis dengan ‘welcome to the jungle’. Menurut gw, yg bener 9%. Tapi yg 9% ini kalau go international, org pasti tahan banting. O..ya ketinggalan, yg 1% adalah berbisnis dengan sistem aneh. Misalnya, jual es di daerah dingin, jual BBM di depan SPBU, jual tiket bioskop di depan loket bioskop…
    Nah…. Hanya itu aja Bim….

  5. jangan patah semangat…
    ayo ciptakan peluang2 usaha baru!
    :d

  6. agus berkata:

    nah.. berarti sekarang bos Bima sudah tahu seluk-beluknya kan??? gimana kalau dibuka lagi travel bironya, tetapi dengan brand sendiri.. berani????

  7. petele berkata:

    paling enak franchise sih..tapi modalnya gede banget..kalo mau baca aja majalah info franchise indonesia…..
    buka aja http://www.plasawaralaba.com
    misal buka pencucian mobil auto bridal aja investasinya aja 400 juta belum bangunannya…..
    Di depan rumah aja dia buka auto bridal bekas anak pejabat malang.
    kalo mau buka travel coba tx travel aja bro…..

  8. Pebisnis berkata:

    Kebiasaan buruk kita adalah kalau berbisnis maunya modal atau investasi kecil tapi perlakuan seperti franchise yang ratusan juta.Jeleknya para pelaku bisnis..bisnisnya belum bagus tapi sudah memproklamirkan diri seperti franchise yang ujung2nya cari duit cash dengan dibungkus alasan joint fee

  9. may_bee berkata:

    thanks for the info…it’s helpfull in finding the right system for our new english course …

  10. Pompey berkata:

    Kalo mau paham mengenai waralaba, Silakan Anda buka UU No 42 Thn 2007 Tentang Waralaba. Ini baru diterbitkan pemerintah RI. Atau buka pedoman dari IFA (International Franchise Association).

    Disana ada tingkatan dari skala luas ke sempit (ketat) yaitu BO, Licensing, dan Franchise. Cuma kadangkala Licensing bisa dimasukkan ke Franchise.

    Semoga Membantu lebih lanjut. Salam kenal!

  11. chita so sweet... berkata:

    thaks banget ya, buat tulisan ini coz jadi tambahan awal buat skripsi gw niee….
    gw gy bikin skripsi mengenai life skill dan kewirausahaan dari entrepreneur… kalo ada bahan mengenai itu tolong hubungi gw y….
    but, tulisan ini dah sangat membantu memecahkan pertanyaan di otak gw…
    thanks again…

  12. Agus Rino berkata:

    Untuk lain kalinya kita mesti hati2 saja dalam membuka bisnis baru tsb. Kalau bisa kita buat perjanjian kesepakatan sebelum kita membeli brand product orang tersebut, dan kitapun memberikan masukan kepada beliau dengan mengatakan Usaha ini merupakan jenis Waralaba so kita dapat menjelaskan pada beliau kalau waralaba itu mempunyai aturan dan sistem…..dan kalau BO itu mempunyai aturan dan sistem….

    Sehingga kita mendapatkan kesepakatan yang jelas sampai bisnis kita dapat jalan dan berkembang

  13. Dickaz123 berkata:

    B.O ga semuanya gitu kok 🙂

  14. Taufik Widiarto berkata:

    betul, agar tidak terjebak itu BO atau franchise, bisa dilihat dari legalitas ijin franchisenya 🙂

  15. Catherine berkata:

    I really Feel blog, “Perbedaan Antara Business Opportunity dan Waralaba |
    cappuccino break” was in fact spot on! I reallycouldn’t see eye to eye together with u more! At last looks like I actuallydiscovered a webpage worth browsing. Thank you, Jayson

  16. Lila berkata:

    Thank you for sharing your info. I really appreciate your efforts
    and I will be waiting for your further post thank you once again.

  17. Astrid Akbar berkata:

    kebetulan saya sedang menulis mengenai Business Opportunity, saya ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengalaman bapak tentang bentuk bisnis Business Opportunity, bila berkenan apakah saya boleh bertanya dengan bapak melalui email? terima kasih sebelumnya pak

Tinggalkan Balasan ke Agus Rino Batalkan balasan

Pengunjung

  • 203.889 hit

Kategori