Jadi inti ceritanya, pengambilan keputusan itu tidak semata didasarkan pada rasional murni, tetapi juga harus memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma, dan si pengambil keputusan dituntut untuk memiliki keberanian moral (berani mengambil resiko dan bertanggung jawab) serta berjiwa inovatif.
Dalam pengambilan keputusan, tidak dikenal adanya hal yang pasti “benar”. Karena besar resiko kemungkinan kesalahan dan juga menyangkut kepentingan banyak orang. Pengambilan Keputusan (PK) selalu diikuti dengan ketidakpastian. Seorang pengambil keputusan harus melakukan pemilihan diantara alternatif yang ada dan juga segera memikirkan apa implikasi dan dampaknya jika terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan, termasuk alternatif pemecahannya.
Mengambil keputusan tidak serta merta tanpa ada pertimbangan. Namun didasarkan pada informasi yang dikumpulkan mengenai permasalahannya, nasihat dari orang yang lebih expert, dan juga sangat diperlukan analisa dan penilaian subyektif dari pengambil keputusan itu sendiri.
Ada yang menarik disini, bahwa seorang yang memiliki pengetahuan spesialisasi yang tinggi bahkan seringkali tidak mampu mengambil keputusan. Seperti yang di kemukakan Chester I. Barnard dalam “The Function of Executive”: Baca entri selengkapnya »
Filed under: Administrasi, Kepemimpinan, Administrasi, Kepemimpinan
Tanggapan Anda